Perusahaan Minyak Dunia Terombang-ambing di Pusaran Corona


 

Perusahaan kilang minyak global terombang-ambing sebab keinginan pada 'emas hitam' itu lesu semasa beberapa bulan, sesaat stol melimpah.


Merilis Reuters, Senin (21/9/2020), pengilangan minyak memotong produksi bahan bakar sampai musim luruh sebab pemulihan keinginan dari efek virus Corona sudah berhenti.

Pabrik penyulingan memotong produksi sekitar 35% pada musim semi sebab lockdown yang disebabkan COVID-19 merusak keperluan perjalanan.

Tetapi sebab lockdown berkurang, penyuling tingkatkan output dengan cara perlahan-lahan sampai akhir Agustus. Tapi di customer bahan bakar paling atas Amerika Serikat serta dalam tempat lain, kilang sudah turunkan biaya semasa beberapa minggu paling akhir untuk respon atas kenaikan stol, minimnya keinginan yang berkepanjangan, serta untuk respon pada musibah alam.

Pukulan pada kemampuan paling mencolok di China. Customer bahan bakar paling besar ke-2 pimpin dunia dalam pemulihan keinginan minyak sesudah melulutkan epidemi virus Corona. Tapi pabrik penyulingannya mengekspor bahan bakar, serta pengiriman sedang lesu sebab COVID-19 memengaruhi keinginan bahan bakar di beberapa negara Asia yang lain.

Kilang China diprediksikan akan memotong produksi di bulan September, diperintah oleh PetroChina 601857.SS dengan pengurangan 5-10% dibanding Agustus, sebab penyuling China bergelut dengan stol bahan bakar yang tinggi serta margin export yang jelek berdasar info beberapa analis.

"Efek COVID-19... memberi desakan berlebihan pada usaha penyulingan yang tidak pernah kami alami awalnya serta tidak berkepanjangan dalam periode panjang," kata Scott Wyatt, kepala eksekutif penyuplai bahan bakar Australia Viva Energy Grup Ltd VEA.AX awal bulan ini.

Stol penyulingan yang mencakup solar, bahan bakar jet, serta minyak pemanas, yang umumnya mulai dibuat mendekati musim dingin, menimbun tahun ini, yang ke arah potensial margin kilang yang jelek untuk beberapa waktu kedepan.

Menurut Administrasi Info Energi AS, keinginan bahan bakar AS sudah turun 13% tahun ke tahun. Musim luruh umumnya membuat pemakaian minyak pemanas serta solar bertambah, tapi dengan penyimpanan lebih dari 179 juta barel, hampir capai rekor, penyuling tidak mempunyai stimulan untuk jaga unit masih berjalan.

Tubuh Energi Internasional yang berbasiskan di Paris memotong prediksi keinginan minyak global untuk tahun 2020 untuk ke-2 kalinya dalam dua bulan minggu kemarin sebab pemulihan yang labil.

Pabrik penyulingan AS masih menghasilkan bahan bakar 20% semakin sedikit dibanding sebelum epidemi. Kilang China, India, Jepang serta Korea Selatan memotong tingkat pendayagunaannya mulai Juli serta Agustus.

"Serta dengan pemulihan ekonomi kurva-U, keinginan mempunyai potensi akan ada di seputar 2 juta barel /hari," kata David Fyfe, kepala ekonom di Argus, dalam webinar awal bulan ini.

Produksi bahan bakar Asia dapat turun bertambah jauh semasa perawatan musiman di antara September serta November, serta beberapa sarana di penjuru dunia diprediksikan akan tutup.

Tingkat pendayagunaan rerata di kilang punya negara Tiongkok ada di seputar 78,6% di akhir Agustus, turun seputar 3,6 point dari prosentase Juli.

Viva Australia menjelaskan kemungkinan sangat terpaksa tutup Kilang Geelong di Victoria dengan cara permanen untuk kurangi kerugian, terkecuali limitasi yang berasal dari virus Corona dilonggarkan serta keinginan bertambah. Pemerintah Australia sudah menyarankan pengeluaran miliaran dolar untuk jaga empat kilang yang masih ada masih membuka.

Postingan populer dari blog ini

The US intelligence community also estimates the number of deaths from the hospital at the “low end of the 100-to-300

mass of Eskom's dropped capability.

PSBB Ketat, Hajatan Warga Jakarta Geser ke Tangerang